Thursday, October 30, 2008

Kau, Lagi Lagi Kau

Thursday, October 30, 2008
Ah... kau tau... akhir akhir ini banyak sekali yang rasanya aku ingin ucapkan padamu namun entah kenapa kadang kadang malas saja buat memulai bicara dan membahas apa apanya.


Kau tau, aku sangat, sangat dan sangat mulai takut pada diriku sendiri yang mencintaimu sekarang ini. Karena aku sudah jadi diriku yang terobsesi pada objek sebuah rasa yang dinamakan cinta, dan kali ini adalah kamu. Aku tidak suka diriku yang begini. Dan kalau ini terus terasa, aku pun tidak akan menyukaimu, bahkan dalam perasaan cinta yang begitu besar ini.


Entah kenapa pikiran selalu saja tertuju padamu. Suasananya banyak dan kadang berbeda beda. Dia bisa ada dalam sebuah kerinduan yang dalam, dia bisa ada dalam perasaan tersisihkan yang sedih, kadang dia muncul sebagai kekesalan yang pendendam, kadang dia muncul, hanya muncul saja. Membawamu. Rasanya? Entah apa.


Kau tau, aku kadang bosan dan lelah. Ya, aku memang pembohong besar. Maka jangan heran kalau aku sering sekali bohong padamu mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bosan. Ya, mungkin aku memang tidak akan pernah bosan padamu. Aku bosan pada rasaku! Rasa yang menguasai hatiku. Dan kau tau, hatiku menguasai jiwaku. Maka bila rasaku yang tertuju ini selalu saja padamu, dan kadang kadang dengan suasana yang sama sekali tidak baik bagiku, jangan kau harap aku bisa senang. Aku benci! Dan kebencian itu datangnya bukannya jarang. Dia sering sekali hadir mampir. Dan itulah, ya, itulah yang akhirnya menimbulkan kebosanan, yang kalau kata sebuah lagu indonesia yang sering kita hina itu, membunuhku.


Malam ini juga, malam kemarin juga. Aku mulai kesal. Aku mulai bosan. Kau tau apa yang membuat semua ini makin parah dan parah rasanya? Bahwa aku tidak mampu tidak bertemu denganmu bahkan cuma sehari saja! Aku tidak suka! Aku tidak terima! Aku benci! Aku tidak suka pada kenyataan bahwa aku membutuhkanmu dan itu sangat dan sangat menggangguku!!!


Kenapa katamu? Ya jelas! Karena kau nampaknya tidak sama butuhnya denganku sebagaimana aku butuh dirimu! Karena kau tidak pernah tau! Karena kau mungkin saja akan jadi takut, gerah, dan menjauh dariku bila saja kau mungkin tau! Karena kau mungkin akan bosan padaku nanti nanti! Bosan dengan semua yang padahal kalau buatku hanyalah sebentuk cinta yang lama lama lebih mirip sebuah rantai yang membelenggumu dengan gila.


Kau tau, aku benci! Aku benci hingga ingin menangis. Aku benci karena aku mulai menggunakan kata SEHARUSNYA pada dirimu. Aku benci untuk menganggap seharusnya kau bisa ada. Aku benci untuk merasa bahwa seharusnya pada saat diriku rindu maka kaupun seharusnya juga. Aku benci sore ini karena sudah mulai terbiasa dengan kedatanganmu yang tiba tiba, kali ini aku mengharapkan juga, tapi kau tidak ada. Aku benci karena seharusnya kau ada. AKU BENCI!


Ya. Sebagaimanapun aku akan bilang bahwa aku benci hari ini, saat ini, kau akan selalu tau nanti nantinya aku yang akan merasa bersalah sendiri. Aku yang akan lagi dan lagi menyadari betapa aku yang membutuhkanmu tidak boleh merasa benci padamu yang mungkin nantinya malah akan menjauhkanmu dariku. Aku tidak bisa begini dan nanti aku pasti aku akan sadar sendiri. Yang itu mungkin kau selalu tau. Tapi menanti saat sober yang begitu aku tidak tahan. Aku tidak suka. Aku tidak senang. Aku tidak merasakan cinta. Aku cuma benci saja. Aku sedikit marah. Aku sedikit kesal. Aku sedikit bosan. Aku sedikit muak. Sedikit sedikit yang aku sama sekali tidak ingin jadi bukit.


Kau tau, aku mencintaimu. Aku cuma tidak mau kau pergi. Aku tidak mau sekalipun nanti setelah kau tau semua yang ada dalam hati ini kau akan melangkah dan tinggalkan diri. Aku tidak mau. Aku takut saja. Aku benci. Aku kesal.


Kau tau, aku cuma rindu...





0 comments: